Pendakian Arjuno-Welirang via Sumber Brantas 3339 MDPL

Lama Pendakian : 3H2M

Biaya Open Trip : 900 rb (Mepo Stasiun Malang)

Tingkat Kesulitan : 9/10

Keindahan : 10/10

Agen OT : Tiga Dewa Adv. (Tadjuddin, Agung K.) 

Peserta : Tian, Wildan, Chrisdianto, Nadine, Marshya, Yoga, Alif, Saeful 


Gunung Welirang

Perjalanannya :

Pendakian Arjuno-Welirang biasanya tidak menarik banyak peserta, berbeda dengan pendakian singkat gunung2 di Jateng. Ini karena jaraknya jauh dari Jakarta, dan di Jatim sendiri kalah populer dengan Semeru, Bromo, Ijen. Kalaupun orang tahu nama "Gunung Arjuno" biasanya di kalangan pendaki saja, karena mendengar dari guide atau porter. Dan selalu dikaitkan dengan cerita mistis.

Untuk pendakian Gn.Arjuno, karena peserta jarang, pihak Open Trip biasanya tidak menyewa elf/bus dari Jakarta. Tapi langsung ketemuan di Stasiun Malang pada pagi hari jam 7.00 pagi.  

Setelah ketemuan di Stasiun, barulah pendaki beramai-ramai naik angkot sewaan menuju Pos Perijinan Sumber Brantas di daerah Brakseng yang jauhnya sekitar 45 km. Lama perjalanan sekitar 2 jam. Setelah makan-makan di warung sebentar, menjelang siang baru lanjut naik mobil bak terbuka melewati desa Brakseng (alias Negeri Diatas Awan) dengan kebun bunga dan sayur yang luas menuju Pintu Rimba.

Gambar : Pos Perijinan (pojok kiri bawah), Lembah Lengkehan (persimpangan), Gn. Arjuno (pojok kanan bawah), Gn. Welirang (tengah atas)

Pendakiannya :

Hari 1

Diawali naik Pintu Rimba menuju Pos 1,2,3 dan 4 (Lembah Lengkehan).

Lama pendakian sekitar 7 jam melintasi hutan bervegetasi rapat dan menanjak agak terjal. Disini tidak ada sabana dan mata air, alias hanya hutan tropis dengan pohon-pohon besar yang tumbang dan jalur yang sebagian tertutup rumput. Sepanjang perjalanan jarang terlihat pendaki.  

Jika berangkat siang, pendaki bisa sampai di Pos 4 sekitar jam 19.00, dan langsung beristirahat di Camp yang terletak di tengah-tengah antara Gunung Arjuno dan Welirang. Sehingga kedua puncak gunung bisa dicapai pada Hari 2 dan Hari 3. 

*) Tapi ini hanya berlaku pada pendakian via Cangar. Jika pendakian via jalur Purwosari yang penuh dengan candi-candi itu, pendaki hanya bisa mencapai Puncak Arjuno, tapi tidak Puncak Welirang.

Situasi di Camp sendiri seru walau kurang menyenangkan. Karena terletak diantara dua bukit (Kembar 1 dan 2), angin kencang menerpa tenda. Barang-barang diluar terdengar berhamburan keluar. Beruntung kami bisa beristirahat cukup hingga pagi. 

Hari pertama tidak lebih melelahkan dari hari kedua dan ketiga. 

Campsite : Lembah Lengkehan (Pos 4), dilihat dari Bukit Kembar 2

Hari 2

Agenda Hari 2 adalah summit menuju Puncak Arjuno.

Jarak total PP sekitar 8 km, ditempuh dengan 18.000 langkah, 2500 kalorie.

Medannya diawali dengan jalur datar mengitari Bukit Kembar 2 (hutan pinus yang sejuk), melewati Lapangan Kotak, diakhiri dengan dengan jalur terjal berbatu-batu besar mirip dengan summit-nya Gunung Sumbing.

Puncak Arjuno


Hari 3

Agenda Hari 3 adalah summit menuju Puncak Welirang.

Rutenya : Bukit Kembar 1 - Goa Shira- Taman Dewata - Puncak Welirang

Jarak total PP sekitar 6 km, ditempuh dengan 10.000 langkah, 2000 kalorie.

Pendakian ini terbilang cukup ringan dan melewati jalur terindah sepanjang perjalanan. Dari Goa Shira menuju Taman Dewata pendaki akan melewati tebing Gunung Welirang yang pemandangannya mirip di film Sun Go Kong. Ada jurang, pemandangan Gunung di kejauhan, dan bunga-buah merah yang sedang bertunas. Ditambah suara angin yang menderu-deru suasana menjadi sangat memukau.

Melewati Taman Dewata, jalur mulai berbatu-batu terjal. Suasana dipenuhi sedikit bau sulfur dan angin kencang. Bongkahan batu-sulfur besar terlihat menghiasi perjalanan hingga Puncak Welirang. 

Setelah puas berfoto-foto di Puncak Welirang, pendaki harus segera turun menghindari paparan bau sulfur yang semakin siang semakin kuat. Kami mencapai camp sekitar jam 13.00. Setelah makan siang bersama segera turun menuju Pintu Rimba.

Puncak Welirang 3156 MDPL


Notes : 

  1. Konon katanya pendaki dilarang memakai baju merah.
  2. Selalu bawa air 3-4 liter, karena di gunung tidak ada sumber air.
  3. Masalah angin besar dan pohon-pohon yang tumbang sudah biasa di Gunung Arjuno-Welirang. Kadang pendakiannya ditutup demi keselamatan pendaki. Selalu perhatikan info dari berita atau pos pendakian ya gaes.
  4. Pemandangan Puncak Arjuno adalah versi megahnya Slamet, yaitu batu2 besar dengan lautan awan.
  5. Pemandangan Puncak Welirang adalah versi megahnya Sindoro, berupa batu2 sulfur raksasa, kawah berasap, angin kencang, juga ada gerobak penambang sulfur.
  6. Setelah selesai pendakian, jika ada waktu, mampirlah ke desa Brakseng. Daerah ini sangat indah, terkenal sebagai Negeri Di Atas Awan dimana banyak muda-mudai berfoto ria di kebun-kebun bunga.
  7. Recommended? Sangat recommended!

Comments

Popular posts from this blog

Obat Yang Perlu Dibawa Dalam Pendakian

Jangan Naik Gunung Jika Memiliki Kondisi Ini

Pendakian Argopuro 3088 MDPL