Pendakian Argopuro 3088 MDPL

Lama Pendakian : 4H3M

Biaya Open Trip : 1,2 jt (Mepo Surabaya)

Tingkat Kesulitan : 9/10

Keindahan : 10/10

Agen OT : My Trip (Ju Dianto, Damar, Atit)

Peserta : Tian, Angga, Ay Ling, Dewi, Ellen, Ade, Hiro, Lina 

 


Perjalanannya :

    Kota Asal - Surabaya - BC Baderan (Probolinggo).

    Bagi yang berada di Jakarta, ada banyak pilihan ke Surabaya : Pesawat, KA, Bus. Pesawat mahal, bus murah. Tapi walau naik bus sudah termasuk nyaman karena ada jalan tol, biasanya yang dipilih pendaki adalah kereta api. Untuk kelas ekonomi ongkosnya murah (sekitar 200-300 rb) dan turun langsung di stasiun Ps Turi Sby tempat Mepo.

    Dari Mepo di Ps Turi, pendaki langsung naik shuttle menuju Probolinggo (BC Baderan). Lama perjalanan sekitar 6 jam, sudah termasuk berhenti di Indomaret. Sampai di BC sekitar jam 3 subuh. Pendaki langsung dipersilakan beristirahat / tidur di rumah warga. Pagi-pagi sekitar pukul 7 bangun, bersiap, lalu naik ojek sekitar pukul 9.00.

Lokasi : BC Baderan dipenuhi Ojek


Pendakiannya :

    Diawali naik Ojek dari BC Baderan ke Plang Sebelum Mata Air 2. Lama naik ojek sekitar 1 jam, dengan biaya 100-150 rb. Naik ojek ini wajib ya gaes, karena ojek bisa memotong 12 jam perjalanan yang tidak perlu! 


Hari 1 :

    Rutenya : Mata Air 2 - Sabana Kecil - Sabana Besar - Sungai Qolbu - Cikasur (Camp).

    Jarak total 10 km, ditempuh selama 6 jam, 20.000 langkah, 3000 kalorie.

    Medannya berbukit2 dan lumayan berat, seperti Tujuh Bukit Penyesalan di Rinjani. Bedanya disini tidak ada kabut asap seperti di Rinjani. Bisa dibilang lebih baik.

    Setelah berjalan jauh, pendaki bisa mengisi air di Sungai Qolbu dekat Cikasur. Air ini jernih dan bisa langsung diminum ya gaes. Pendaki juga bisa merendam kaki di sini, sehingga merasa sejuk dan fresh lagi.

    Lokasi camping adalah di Cikasur, yaitu ditengah sabana luas. Pada malam hari terdengar suara Merak yang bersahut2an dari kejauhan.  Suhu di Cikasur sendiri pada malam hari mencapai -1 Celcius.


Campsite : Cikasur

Hari 2 :

    Rutenya : Cikasur - Cisentor - Rawa Embik - Sabana Lonceng (Camp).

    Jarak total 10 km, ditempuh selama 8 jam, 19.000 langkah, 4000 kalorie.

    Medannya berbukit2, melewati banyak sabana, dan lebih berat dari hari pertama.

    Pendaki nge-camp di Sabana Lonceng dengan suasana berbeda dengan hari pertama.

    Suhu di Sabana Lonceng (malam) mencapai -1 Celcius.

    Dari Camp site menuju Puncak Rengganis (makam) hanya sekitar 10 menit.

 

Campsite : Sabana Lonceng

Hari 3 :

    Rutenya : Sabana Lonceng - Puncak Argopuro – Puncak Hyang - Cemara Lima - Hutan Lumut - Danau Taman Hidup (Camp).

    Jarak total 10 km, ditempuh selama 6 jam, 20.000 langkah, 2500 kalorie.

    Medannya naik sedikit ke Puncak, lalu turun terus menuju ke Danau, lebih ringan dari hari 1 dan 2.

  Pada pagi hari pendaki bisa naik ke Puncak Rengganis (makam). Jaraknya 15 menit. Ini optional. Setelah balik ke camp, pendaki makan pagi, lalu memulai perjalanan resmi menuju Puncak Argopuro dan Puncak Hyang yang ada di sebelahnya. Lalu turun terus menuju Cemara Lima, yaitu area kecil dikelilingi lima pohon cemara besar, cocok untuk masak makan siang.

    *) Kami sampai di Cemara Lima sekitar jam 13 siang. Karena mengira di Cemara Lima ada mata air, tapi ternyata tidak, jadilah kami kehausan dan tidak makan siang. Persediaan air sudah habis. Jadi kami bergegas tanpa makan dan air menuju Danau Taman Hidup.

    Dari Cemara Lima kami melewati Hutan Lumut yang bervegetasi rapat dan lembab. Suasana sepi, angker, dan serasa ada yang “mengawasi” di sana. Konon, banyak cerita jelek disana. Silakan googling. Waktu itu guide kami tidak memberitahu apapun, sekedar menyarankan untuk berjalan dalam kelompok jangan berpencar.

    Lama perjalanan melewati Hutan Lumut adalah 45 menit. Artinya, total perjalanan dari Cemara Lima menuju Danau adalah 3 jam.

    Kami mencapai Danau Taman Hidup pada sore hari, disambut suhu yang dingin yang terus turun menuju minus pada subuh hari. Pada pagi hari terlihat pemandangan di luar tenda dihiasi nuansa warna biru-putih. Alias beku. Tanaman di sekeliling yang membeku, juga danau yang mengeluarkan asap-embun es.


Dekat Campsite : Danau Taman Hidup (serta embun dan uap es)

Hari 4 :

    Rutenya : Danau Taman Hidup - Pos 3 - Ojek ke Bremi.

    Naik ojek sebenarnya bisa dari danau, tapi harganya akan sangat mahal (200 rb). Karena medan ringan, kami sepakat memilih berjalan kaki dulu menuju Pos 3, baru setelahnya naik ojek (100 rb).  

    Soal naik ojek, ini wajib ya gaes. Karena jarak dari Pos 3 menuju Bremi juga sangat jauh, melewati ladang pertanian warga. Tanpa ojek banyak energi akan terbuang percuma dan ditertawai warga.


Notes :

  1. Argopuro selalu lintas, artinya bisa dari Baderan ke Bremi, atau sebaliknya.
  2. Jika ingin lihat semuanya, paling bagus dari Baderan ke Bremi. 
  3. BC Baderan dan Bremi wujudnya adalah sebuah rumah warga sederhana, belum tertata rapi.
  4. Pendaki Gn.Argopuro termasuk jarang, paling hanya 2 grup per minggu.
  5. Jangan karena menganggap karena Argopuro "landai", maka tidak memakai sepatu pendakian. Perjalanan sekitar 40 km, alias sangat panjang. Tanpa sepatu gunung/trail run, langkah terasa keras, tumit akan lecet, dan kurang seimbang.
  6. Selalu gunakan pakaian tertutup (baju lengan panjang, celana panjang, sarung tangan, buff, topi). Karena perjalanan melintasi siang (matahari terik) dan menerabas vegetasi rapat yang menggores-gores tungkai bawah. 
  7. Disarankan nginap atau tidur siang dulu di Sby sebelum ketemuan malam di Mepo Pasar Turi. Karena perjalanan tidak akan ringan.
  8. Recommended? Jelas recommended.



Comments

Popular posts from this blog

Obat Yang Perlu Dibawa Dalam Pendakian

Jangan Naik Gunung Jika Memiliki Kondisi Ini